Ilustrasi. Pengangguran di Magetan. |
MAGETAN, PEWARTA JATIM - Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dihadapkan pada tantangan angka pengangguran terbuka yang mencapai 4,16 persen atau setara dengan 16 ribu jiwa di tahun 2024. Angka ini didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Meskipun tergolong rendah dibandingkan daerah lain di Jawa Timur, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Magetan terus berupaya mencari solusi.
Salah satu langkah yang dicanangkan adalah menggelar jobfair yang melibatkan 40-50 perusahaan dari berbagai sektor.
Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Magetan, Lalu Satria Utama, mengungkapkan bahwa tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan SMK disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ketidaksesuaian keahlian dengan kebutuhan industri.
"Data statistik menunjukkan bahwa 88% lulusan SMK yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi langsung menjadi pencari kerja," ujar Lalu, Jumat (3/5/2024).
Selain itu, Disnaker Magetan mencatat jumlah pencari kerja di Magetan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, tercatat ada 2.931 orang yang terdaftar di Disnaker, namun hanya 2.647 orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan.
"Hal ini menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan tidak mampu menampung semua pencari kerja," jelas Lalu.
Upaya Disnaker Magetan tidak berhenti di jobfair. Mereka juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan perusahaan-perusahaan lokal untuk memfasilitasi perekrutan tenaga kerja.
"Kami juga akan memberikan pelatihan vokasi kepada para lulusan SMK agar mereka memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh industri," pungkas Lalu.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu para pencari kerja di Magetan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka dan mengurangi angka pengangguran di Magetan.